Muhammadiyah Sulawesi Selatan terus mempertegas komitmennya untuk hadir di tengah masyarakat dengan pendekatan dakwah yang menyentuh berbagai elemen, khususnya kelompok rentan. Melalui Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan, mereka aktif memberikan pembinaan kepada sejumlah kelompok yang membutuhkan.
Saat ini, LDK PWM Sulsel telah hadir di berbagai lembaga pemasyarakatan untuk melakukan pembinaan keagamaan bagi para narapidana, hasil kerja sama dengan Kementerian Hukum dan HAM Sulsel. Di antaranya, LDK Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bulukumba telah mengadakan kegiatan pembinaan bagi narapidana di Lapas Kelas II A Bumi Panrita Lopi.
Tidak hanya di lembaga pemasyarakatan, LDK PWM Sulsel juga memperluas jangkauan dakwahnya melalui kerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN). Melalui kemitraan ini, LDK PWM Sulsel akan mendampingi penyintas di lembaga rehabilitasi BNN, memperkuat dukungan bagi mereka yang berupaya pulih dari kecanduan.
Ketua LDK PWM Sulsel, Usman Jasad, dalam sambutannya pada acara Pelatihan Dakwah Komunitas yang berlangsung pada 6–7 Januari 2024 di Hotel Sultan Alauddin Makassar, menekankan pentingnya dakwah berbasis komunitas. Menurutnya, dakwah harus adaptif dan responsif terhadap berbagai problematika umat dan isu kemanusiaan. “Pendekatan dakwah tidak bisa sama untuk semua orang. Karena itu, dakwah berbasis komunitas harus diterapkan agar pesan agama dapat diterima dengan baik,” ujar Usman, yang akrab disapa Ujas. Setelah pelatihan ini, LDK PWM Sulsel akan meluncurkan Korps Dai’Komunitas (Kodak) Muhammadiyah sebagai garda depan dakwah di berbagai komunitas.
Kodak akan menjadi ujung tombak dakwah Persyarikatan di seluruh elemen masyarakat, termasuk di kalangan profesional serta aparat negara, seperti TNI dan Polri. Hal ini diperkuat dengan penandatanganan MoU antara LDK PWM Sulsel dan Dirlantas Polda Sulsel, yang diwakili oleh Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Administrasi, Muhammad Yusuf. Melalui kerja sama ini, LDK PWM Sulsel akan melakukan pembinaan dan bimbingan keagamaan bagi personel Dirlantas Polda Sulsel.
Wakil Ketua PWM Sulsel, Dahlan Lamabawa, dalam kesempatan tersebut menyampaikan apresiasinya atas kiprah LDK. Ia menyebut LDK sebagai ujung tombak Persyarikatan yang berperan penting dalam mendampingi masyarakat yang menghadapi masalah kompleks. “Masyarakat kita sudah hidup dengan komunitasnya dan budayanya masing-masing. Dai kita harus terlatih untuk menghadapi masalah yang kompleks,” tegas Dahlan.
Dahlan juga menekankan pentingnya para dai komunitas Muhammadiyah memiliki tiga kompetensi dasar: kompetensi ideologis, metodologis, dan kepribadian. Ia menegaskan, dai Muhammadiyah harus memiliki pemahaman agama yang murni sesuai prinsip Muhammadiyah. “Agama Islam itu murni, tapi cara beragamanya kadang bercampur baur. Para dai harus memahami betul paham agama dalam Muhammadiyah,” ujarnya.